DAFTAR ISI
Kata pengantar
Bab I pendahuluan
Latar belakang
Batasan masalah
Tujuan penulisan
Bab II pembahasan
Keadaan lokasi kejadian
Keadaan warga pasca meletusnya gunung merapi
Bab III penutup
Kesimpulan
Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Gunung merapi merupakan gunung yang masuk dalamsalah satu gunung berapi paling aktif didunia. Awan panas dari gunung merapi terus muncul tidak berhenti. Pada selasa,26 oktober 2010 sekitar pukul 17.00,gunung merapi meletus dan mengeluarkan awan panas. Kejadian ini telah menyebabkan korban tewas sebanyak lima belas orang. Menurut pemberitaan dari situs tempointeraktif.com, ditemukan lima orang korban tewas disekitar rumah Mbah marijan dikawasan kinahrejo,cangkringan,sleman,Yogyakarta.
1.2 Batasan masalah
Batasan masalah yang saya ambil dalam penulisan ini adalah :
1. Bagaimana keadaan lokasi kejadian pasca meletusnya gunung merapi?
2. Bagaimana kehidupan warga di pengungsian?
1.3 Tujuan penulisan
Tujuan penulisan ini adalah :
1. Mengetahui kondisi masyarakat pasca meletusnya gunung merapi.
2. Memenuhi tugas mata kuliah ilmu social dasar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Keadaan lokasi kejadian
Jalan kaliurang tampak padat oleh ribuan warga yang tinggal disekitar lereng gunung untuk mengungsi pasca meletusnya gunung merapi,selasa malam. Kaliurang merupakan salah satu ruas jalan yang disiapkan untuk mengevakuasi warga. Ribuan masker dibagikan kepada warga yang mengungsi oleh pemerintah daerah Sleman. Semenjak letusan kemarin,hujan debu vulkanik masih terus terjadi. Sirine bahaya terus terdengar sejak pukul 17.51 WIB. Pada pukul 18.05,balai BPPTK jogja menarik semu petugas dari pos pengamatan.
Masih banyak kendala yang didapati tim evakuasi untuk mengevakuasi korban meninggal. Sebab,hujan abu vulkanik yang pekat serta panas masih terus menyelimuti kawasan sekitar gunung merapi. Setelah terjadinya semburan awan panas dari gunung merapi,Mbah marijan sebagai juru kunci gunung merapi dinyatakan hilang sejauh ini.
2.2 Keadaan warga pasca meletusnya gunung merapi
Letusan gunung merapi tersebut,lumayan meluluhlantakan sebagian besar lereng merapi. Kini rumah warga dipuluhan dusun dan desa dilereng merapi terpendam abu vulkanik. Penopang utama kehidupan warga tak berfungsi lagi karena sejumlah dusun disiram hujan abu lebat. Butuh waktu lama mengembalikan kehidupan warga seprti kondisi sebelum letusan. Suhu di Jogja meningkat akibat gumpalan abu vulkanik yang memenuhi atmosfer. Warga dusun Nglawisan memilih tidak mengungsi meski wilayah mereka di zona bahaya. Dengan mengonsumsi singkong,nangka muda dan sisa bahan makananyang ada,warga bertahan. Banyak juga pengungsi yang berada dirumah-rumah warga. Jumlahnya belum diketahui. Kira-kira ada 50 pos pengungsian di kabupaten Boyolali yang belum terjangkau bantuan pemerintah. Jumlah mereka yang sangat banyak membuat pemkab Boyolali kewalahan.
Pengungsi yang berada dirumah warga belum terdata. Jumlah pengungsi di Magelang terdata 82.994 orang di 223 lokasi. Sejumlah kantor dinas,balai desa,gudang bulog dan beberapa universitas ditempati para pengungsi. Dana di pemkab Magelang telah habis,sementara jumlah pengungsi terus membengkak. Sungguh memilukan, pengungsi terlihat kelelahan mental dan kejenuhan yang berkepanjangan.
Belum lagi,tangisan balita yang terdengar menandakan mereka tidak nyaman dengan kondisi yang seperti ini. Selama di pengungsian,mereka tidak memiliki kegiatan yang bisa menghasilkan ekonomi,sehingga mereka menunjukkan gejala depresi. Mereka panic dan hanya membawa bekal atau barang seadanya.
Sarana air bersih dan WC ditempat pengungsian kurang memadai. Baunya juga menyengat sekali. Untuk menghilangkan kebosanan dan rasa cemas,pengungsi ikut berperan aktif dalam mengelola tempat pengungsian,baik untuk menjaga kebersihan,membantu masak didapur umum dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Mereka belum berani untuk kembali menengok rumah karena gunung merapi masih terus meletus. Bersama istri dan anak-anak mereka bertahan di pengungsian. “kata salah satu pengungsi”,Sudah hampir seminggu mengungsi tak ada yang member makan sapi saya,hal itu membuat saya sedih.
Dibalik semua itu,sejumlah pengungsi mengalami gangguan kejiwaan baik ringan maupun berat, Ditemukan dua pengungsi di Sleman melakukan bunuh diri. Sekitar 100 pengungsi terdata stress di stadion Maguwoharjo,Sleman. Bahkan diduga lebih banyak. Beberapa pengungsi minta pindah lebih jauh karena melihat salah satu tayangan televise yang menyiarkan akan ada letusan besar yang jangkauannya lebih dari 60 kilometer. Hal ini membuat sejumlah pengungsi mengeluh takut dan berdebar-debar.
Akibat kehilangan harta benda,hewan ternak dan perubahan lingkungan hidup yang drastis membuat sebagian pengungsi berusia 40 tahun stress. Ada juga pengungsi yang lebih memilih meninggalkan jogja untuk menenangkan diri bersama keluarganya. Agar anak-anak tidak stress,relawan mengajak anak-anak bernyanyi,tertawa dan membacakan buku cerita. Mereka sangat mengharapkan gunung merapi segera reda karena mereka ingin kembali ke kehidupan secara normal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Letusan gunung merapi dapat berakibat buruk terhadap margasatwa local dan juga manusia yang tinggal disekitarnya. Walaupun jogja dulu sempat melemah akibat letusan gunung merapi, namun kini kondisi industry pariwisata mulai membaik. Beberapa kawasan wisata DIY seperti Malioboro mulai pulih.
3.2 Saran
Pemerintah perlu mengajak pengungsi untuk bicara tentang nasib mereka kedepannya baik itu persoalan ganti rugi,uang saku maupun pembangunan kembali dusun mereka. Pemerintah juga harus menyiapkan mental pengungsi agar siap menghadapi kehidupan yang sebenarnya setelah erupsi.
DAFTAR PUSTAKA
2. harian kompas, 9 November 2010
3. harian kompas, 10 November 2010
hh
hhINDAH RAHMAWATI ISD 1IA09
59410279
i